Tag Label

Kepolisian (3730) daerah (946) Pemerintahan (540) Jurnalistik (339) Demontrasi (79) Lintas Opini (70) DPRD (61) Desa (61) RSUD (42) Kebakaran (34) KPU (29) Iklan (19) Mahasiswa (11) DPRD kota pasuruan (5) PDAM (5) Desperindag (4) DPR RI (2)

Sungai garam di Banggle lengkong kabupaten Nganjuk jawa timur

Share it:
NGANJUK.SuaraKPKcyber.top - Jagat maya lagi heboh terkait viralnya sungai yang menghasilkan garam di Dusun Banggle Desa Banggle Kec. Lengkong Kab. Nganjuk jawa timur Untuk membuktikan benar tidaknya berita tersebut , team SuaraKPKcyber meluncur ke lokasi di mana adanya sungai tersebut. Sabtu (09/11/19)

"memang benar ada. tapi jauh tempatnya di tengah hutan." ujar Anom Suroto saat di temui SuaraKPKcyber di kediamannya.

Anom Suroto yang merupakan kepala dusun Banggle tersebut bersedia mengantar SuaraKPKcyber ke lokasi sungai garam walaupun cuaca saat itu begitu panas sekitar pukul 11:30 WIB.

Setelah menelusuri jalan setapak yang berliku dan banyak persimpangan di tengah hutan akhirnya sampailah team SuaraKPKcyber di sebuah tempat yang di situ ada sebuah situs bersejarah berupa batu Prasasti. Masyarakat setempat menyebutnya sebagai Prasasti Mpu Sindhok. Tidak ada keterangan apapun di tempat tersebut selain papan bertuliskan 'DI LARANG MERUSAK/MENCORET-CORET BANGUNAN/PRASASTI' dan SELO JUMAT PON TGL 4 - 11 - 1977 .

"Prasasti Empu Sindhok ini dulu tulisan di batunya masih jelas , sekarang sudah samar - samar. tulisannya seperti tulisan jowo kuno, honocoroko kuno" terang Anom Suroto setelah memarkir motornya di bawah pohon  'dondong alas' tak jauh dari bangunan prasasti.

"monggo ke sumber ublak (sungai garam), tasik tebih (masih jauh) sekiloan (sekitar 1KM)" ajak pria sederhana berperawakan lencir tersebut sambil mengenakan kaos di kepalanya sebagai pelindung panasnya terik matahari.

Untuk bisa sampai di sungai garam,memang harus di tempuh dengan jalan kaki. karena ada sungai kecil yang  merintangi jalan setapak ke lokasi. Bagi yang belum pernah datang, karena jalan setapak banyak bercabang di anjurkan pada semua yang ingin datang ke tempat ini meminta di dampingi oleh penduduk setempat agar tidak tersesat.

"ini sumber ublak mas,kemarin garamnya masih mblok-mblokan (tebal) sekarang sudah banyak di injak orang jadi ya gini hancur" kata Anom Suroto setelah tiba di lokasi .

Sungai garam atau kali asin yang oleh masyarakat setempat menyebutnya sumber ublak tersebut ternyata adalah sebuah sumber mata air panas yang airnya berasa asin seperti air laut. Ketika sungai mengering menjadi garam yang lembut. tekstur garam yang selembut garam meja sekarang sudah bercampur pasir karena banyak di injak-injak oleh pengunjung.

lebih lanjut Anom suroto mengatakan bahwa sungai garam ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Masyarakat desa setempat menggunakan garam dari sungai ini untuk mencukupi kebutuhan garam sehari-hari sebagai pelengkap masakan.

"jaman mbah-mbah biyen ngambil garamnya ya dari sini" ujarnya sambil duduk jongkok di tepi sungai.

Mata airnya aktif tak pernah berhenti mengeluarkan air walau di kemarau seperti saat ini. Terbukti dengan kondisi sekitar sungai yang memang kering kerontang, tanahnya retak-retak dan pohon-pohon nyaris tak berdaun tapi sumber mata air di sungai ini masih terus mengeluarkan air panasnya. 

Tidak jauh dari sungai terdapat bekas semburan lumpur panas berdimeter sekitar 20 meter persegi.
"ini dulu lumpur panas,meletup - letup seperti lapindo (lumpur lapindo Sidoarjo). tapi tidak sampai meluap ke perkampungan. ya melebar sekitar sini saja" jelas Anom Suroto.

Dalam perjalanan pulang , Anom Suroto mengajak Team SuaraKPKcyber ke sebuah bukit yang di kenal oleh penduduk setempat dengan nama GUNUNG SILI. Di lereng bukit itu banyak sekali bebatuan onyx yang indah.
Karena kesakralan bukit tersebut maka tidak ada yang berani mengambil batu-batu yang berserakan di tempat tersebut. Konon jika di gali pakai cangkul akan muncul batu-batuan berwarna warni seperti permata.

"dulu pernah tempat ini di gali pakai alat berat,tapi batu yang warna warni tidak muncul. Cuma batu marmer itu (onyx) tok. Tapi yo ndak tahu kendalanya apa kok batunya tidak jadi di ambil, itu sisanya berantakan seperti itu." jelas Anom Suroto sambil menunjuk tempat yang banyak bertebaran batu onix.

Di atas bukit Sili terdapat batu batu besar yang di bawahnya banyak di jumpai bekas sesaji dan dupa. Ini menunjukkan bahwa masyarakat setempat memang menyakralkan tempat ini. (John/sari)
Share it:

Post A Comment: