NGANJUK. suaraKPKcyber.top - Tumpukan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang di duga abu slag aluminium ( asalum) di sebuah peternakan lele milik seorang warga Dusun Sugihwaras Desa Babadan - Patihanrowo mengeluarkan asap dan bau yang sangat tajam menyegat hidung dan pedas dimata setelah terguyur hujan lebat senin lalu. (25/11/19).
Awalnya warga tidak tahu kalau benda seperti pasir berwarna abu-abu dalam karung sak (gelangsing) tersebut adalah limbah yang sangat berbahaya bagi kesehatan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sebenarnya ratusan karung limbah yang di tumpuk sebagai dinding kolam sejak dua bulan lalu itu sudah mengeluarkan bau yang tidak enak akan tetapi masyarakat setempat belum merasa terganggu.
Puncaknya senin lalu (25/11) setelah di guyur hujan lebat limbah asalum mulai bereaksi mengeluarkan kepulan asap putih dan mengeluarkan bau yang sangat tajam dan pedas hingga menyebabkan warga di sekitar lokasi mengalami gangguan pernafasan,mual-mual dan pusing. Bahkan sebagian warga ada yang di larikan ke puskesmas terdekat dan sebagian lainnya terpaksa harus mengungsi ke kerabat terdekat.
"Baunya menyegat mas,istri saya sampai mual-mual kepalanya pusing . orang² disini sampai mengungsi semua saking gak kuatnya" Kata Agus susanto salah satu korban terdampak saat di temui suaraKPKcyber di kediamannya yang hanya bejarak 10 meter dari lokasi tumpukan limbah. Minggu (1/12/19)
Karena di nilai mengganggu dan merugikan , warga yang terdampak memprotes Sutikno si pemilik kolam perternakan untuk bertanggung jawab dan mengembalikan (membuang) limbah² beracun ke tempat asalnya yang di duga di datangkan Sutikno dari Jombang.
Saat suaraKPKcyber mendatangi lokasi peternakan lele (Minggu,1/12/19) aroma menyengat masih terasa kuat. Tumpukan abu limbah asilum pun masih terasa panas dan salah satu sudut kolam masih mengeluarkan asap tipis .
Dari informasi yang berhasil di himpun SuaraKPKcyber Di perkirakan sudah 33 truck limbah abu asalum yang Sudah di selundupkan ke Desa Babadan dengan volume per truck sekitar 5 - 6 ton .
Sementara itu Kepala Desa Babadan , Imam Subani saat di konfirmasi mangatakan ada empat titik lokasi yang berbeda dimana limbah² itu di timbun sebagai tanah urugan.
"entah itu abu apa saya ndak tahu, saya datang cuman dua menit gak kuat. baunya itu seperti air aki cuman tajem banget. terus akhirnya ada yang sesak gitu. akeh kok ada berapa tempat, Pakwo Manaf , Pak Tik (Sutikno) ini , Pak Satak depan Puskesmas , terus Pak Didik Babadan" ujar Iman Subani saat menemui suaraKPKcyber di teras rumasnya. (Minggu , 1/12/19)
Lebih lanjut Imam Subani mengatakan bahwa masalah ini sudah di konfimasikan dengan Dinas Lingkungan Hidup Nganjuk untuk segera di tindak lanjuti dengan memindahkan limbah² tersebut ke tempat lain akan tetapi karena masalah ini masih di selidiki oleh pihak² terkait maka limbah² tersebut tidak bisa di relokasi ke tempat yang semestinya.
"setelah itu tak tanyakan Lingkungan Hidup (DLH) ,lha itu selama masalah ini belum tuntas belum bisa di pindah². jadi gak boleh di pindah ke tempat lain." jelas Beliau.
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Nganjuk , Tri Wahyu Kuncoro sudah di konfirmasi sebelumnya oleh suaraKPKcyber di kantor dinasnya (Jum'at,29/11/19) mengatakan, "Kami tidak ingin Kabupaten Nganjuk dijadikan tempat pembuangan limbah B3 dari wilayah lain. Untuk kasus dumping limbah abu aluminium di desa Babadan Patianrowo sudah dilaporkan ke Balai Gakkum Dinas LH Provinsi Jawa Timur dan sudah di tindak lanjuti dengan turunnya personil Gakkum pada hari Kamis (28/11). Penanganan selanjutnya adalah menjadi otoritas Gakkum LH Provinsi Jawa Timur." Pungkasnya . (john/sar/her)
Navigation
Post A Comment: