TUBAN.Suarakpkcyber.top- Geliat Pilkada serentak 2020 di Kabupaten Tuban, Jawa Timur mulai terasa. Ini terlihat dari banyaknya baliho sosialisasi dari para kandidat calon bupati maupun wakil bupati. Baliho dengan berbagai ukuran terlihat tersebar di setiap sudut startegis baik di kota maupun desa.
Keberadaan baliho itu bahkan mengalahkan papan pengumuman Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).
Baliho atau spanduk juga banyak terpasang di batang pohon di sepanjang jalan. Baliho ini menampilkan foto beserta nama serta berisi visi - misi para kandidat jika nantinya memimpin Tuban.
Baliho atau spanduk memang menjadi media utama bagi sebagian nama. Pantauan TIMES Indonesia, baliho kandidat dari partai Gerindra dan PDI P seperti Setiajit, Sunarsip, Eko Wahyudi, Amir Burhanuddin, Warih Setiawan, Mas Maimun, Adi Widodo, dan Imam S banyak terpasang di sudut jalan.
Banyak gambar terpampang hampir di setiap sudut desa dan kecamatan. Baliho atau spanduk ini untuk mengukur popularitas dan elektabitas dikalangan akar rumput di wilayah perdesaan.
Tentu, fenomena perang baleho antar Bacawabup Tuban ini, mendapat ragam komentar dari warga masyarakat. "Banyaknya wajah - wajah membuat saya bingung. Berapa sih calon bupati Tuban," tanya, salim warga Semanding, Kamis (30/11/2019) kepada awak media suarakpkcyber.top
Tak jarang, mereka juga bingung dengan pesan yang ingin disampaikan para kandidat.
"Akan lebih mengena di masyarakat desa kalau mereka terjun ke desa-desa atau blusukan ke masyarakat seperti pak Jokowi," kata warga Singgahan, Najmudin.
Fenomena itu mendapatkan tanggapan dari Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kampus Unirow Tuban, Satya Irawatiningrum, S.sos.,M.I.Kom. Ira menilai, media baliho kurang efektif saat ini. Karena hanya mesosialisasikan wajah (face) pada masyarakat.
"Lebih efektif mereka (Bacabup) mengadakan pertemuan-pertemuan di kalangan masyarakat perdesaan agar tahu bagaimana baiknya Tuban," ujarnya.
Menurutnya, baliho atau spanduk tidak sampai mengangkat popularitas apalagi elektabilitas personal kandidat. Terlebih bagi nama-nama kandidat yang sebelumnya tidak berkarya di Kabupaten Tuban. "Perang baliho tidak akan efektif menawarkan visi-misi jika hanya kata-kata saja," sambungya.
Alumnus Universitas Sebelas Maret Surakarta ini, menambahkan perlu komunikasi interpersonal untuk mengangkat popularitas dan elektabilitas nama bacalon. Lomunikasi interpersonal dinilai lebih mengena ke masyarakat perdesaan, dan metodenya juga lebih luwes seperti dengan ngopi bareng, atau blusukan.(suro)
Navigation
Post A Comment: