Tag Label

Kepolisian (3683) daerah (918) Pemerintahan (538) Jurnalistik (309) Demontrasi (79) Lintas Opini (66) Desa (61) DPRD (59) RSUD (37) Kebakaran (33) KPU (23) Mahasiswa (11) Iklan (9) DPRD kota pasuruan (5) PDAM (5) Desperindag (4) DPR RI (2)

Jelang HPN 2020,Menguatkan 5W + 1H Dan Pentingnya TGF

Share it:
Oleh : Agung Santoso
Ketua DPP FMN (Forum Media Nusantara)

SURABAYA.Suarakpkyber.top-TINGGAL 6 hari lagi, seluruh masyarakat di Indonesia, utamanya para lembaga atau yang menamakan dirinya dari tiga jenis media, diantaranya cetak, tv/radio, online, bakal memperingati HPN (Hari Pers Nasional), tepatnya 9 Februari.


Semua lembaga yang bersentuhan langsung dengan media, memanfaatkan momen HPN 2020 yang peringatannya tahun ini di pusatkan di Banjarmasin Kalimantan Selatan

Tiap peringatan HPN diharapkan tidak sekedar menggelar berbagai kegiatan, seperti pemberian penghargaan, seminar, bhakti sosial, olahraga, hiburan.

Akan tetapi yang paling mendasar saat ini menguatkan kembali rumus 5 W + 1 H dan mengangkat hal yang baru  untuk melengkapi 5W + 1 H, yakni TGF (Tidak Ghibah! dan Fittnah)

Bagi para wartawan yang  cukup lama malang melintang di berbagai media, wartawan yang sudah mengikuti pelatihan-pelatihan bahkan yang sudah menyandang wartawan muda, madya, utana setelah mengikuti Uji Kompetensi Wartawan mungkin bukan hal menarik 5 W ++ 1H untuk diangkat kepermukaan bahkan bisa jadi mungkin TGF (Tidak Ghibah/Fitnah) pun dianggap sangat sensitif bila dipakai kontrol membuat pemberitaan.

Menilai berita yang dimuat diberbagai jenis media sesuai rumus 5 w + 1H dan didukung TGF tentu butuh waktu dan pikiran yang ekstra. Artinya harus fokus, netral dan mampu mengkombinasikan kelimuan jurnalustik beserta berbagai aturan dengan keilmuan agama bahkan lebih lengkap lagi mempunyai ilmu laku, tidak hanya berteoritis tapi mampu memberi contoh dalam sebuah pemberitaan.

Sebuah contoh :  Seorang wartawan meliput berbagai berita kasus, misal ada perampokan, pembunuhan, perselingkungan, korupsi atau yang mengandung unsur kriminal lainnya, berita yang disajikan tentu kejadian yang baru terjadi, sesuai data dan fakta, namun untuk memberikan info lengkap  pelaku tidak jarang wartawan menulis ulang sepakterjang pelaku selama ini kepada masyarakat pembaca.

Mengungkap kilas balik kejelekan sesorang, baik dalam bentuk pembicaraan yang melibatkan satu , dua orang atau lebih bahkan ditulis dalam sebuah pemberitaan sebenarnya tidak perlu terjadi, karena bisa dimungkinkan kilas balik kejelekan jika data tidak sesuai dengan kenyataan (tidak akurat) menjadi masalah baru, yakni Fitnah.

Mari dengan momen HPN tahun 2020, kita, utamanya masyarakat pers saling bahu membahu , saling mengingatkan, saling memberi keilmuan, saling peduli meski tidak harus bertatap muka, tapi sebuah niat ikhlas karena Allah tanpa ego, tanpa pamrih, tanpa ujub untuk membangun negeri kita melalui informasi. Kita yakin Hidayah dari Allah tidak pernah lepas setiap langkahKita###Surabaya 3 Feb 2020###
Share it:

Jurnalistik

Post A Comment: