NGANJUK.Suarakpkcyber.top - Pertanian terpadu adalah pemanfaatan sumber-sumber energi di lingkup pertanian itu sendiri,sehingga dampak kerusakan lingkungan bisa di minimalisir secara kontinyu. Pertanian terpadu di maksud adalah penggabungan sektor pertanian , sektor peternakan dan energy alam.
Metode yang di terapkan pada konsep pertanian terpadu ada berbagai tehnik. Namun konsep yang di gagas oleh Susanto, Pendiri Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) "JOGLO" Nganjuk agak berbeda dengan konsep-konsep pertanian pada umumnya.
Konsep pertanian terpadu yang di paparkan oleh Susanto ini menggunakan metode tehnologi Bio reaktor yakni pegolahan limbah peternakan baik berupa padat atau cair yang di ubah menjadi pupuk organik dan gas metan.
"saya lagi bikin konsep pertanian terpadu,kebetulan metode tehnologinya pakai bio reaktor, jadi bio reaktor itu semacam bangunan. limbah peternakan mulai dari padat,cair , sisa pakan masuk ke bangunan bio reaktor tadi, nanti keluar jadi pupuk organik. selama dia (limbah,red) di dalam bio reaktor nanti akan menghasilkan gas metan, nah.. gas metannya di ambil untuk menstimulus mesin" paparnya saat di temui suarakpkcyber di kediamannya di jl. Arum ndalu No. 2 Desa Gandu Rt.03 Rw.05 Kec. Bagor Kab. Nganjuk. Minggu (23/2/2020)
Dari hasil gas metan tersebut bisa di gunakan untuk memangkas kebutuhan bahan bakar hingga 80%.
Untuk mendukung konsep ini, Susanto juga menciptakan beberapa perangkat pembantu yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan solar energy (tenaga matahari) , pengendali hama berupa lampu Ultra Violet yang sudah di modifikasi dan peralatan pendukung pertanian lain yang lebih efektif dan efisien.
"lampu yang kita berikan warnanya UV , watt nya kecil (hanya) setengah watt, ketiga.. arusnya DC kenapa ? karena keselamatan itu lebih penting, dulu banyak orang meninggal karena kesetrum" jelasnya
Untuk inovasi lampu UV perangkap hama itu sendiri menurut cerita Santoso, pernah mendapat apresiasi dari Profesor Kholil (BPTB Karang Ploso) sebagai pengendali hama yang efektif,efisien,ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Dengan system lampu tersebut mempunyai kelebihan pada watt yang kecil, Tanpa kabel karena menggunakan panel solar energy,simple dan efisien untuk di pindah kemanapun,imbuhnya
Lebih lanjut Susanto menegaskan bahwa konsep tehnologi bio reaktor dan lampu perangkap hama ini pernah di pertemukan oleh Kementerian Desa waktu temu inovator di Jogja. dan di uji coba di Pati Jawa Tengah. Bahkan sudah di lirik negara lain seperti Malaysia dan Kongo.
Kendala dari konsep ini adalah memerlukan hamparan sawah yang luas,sedangkan hamparan sawah yang luas tersebut belum tentu di milik oleh satu atau dua orang.
"masalahnya, satu hamparan (sawah) belum tentu satu kelompok. sawah ini milik A, milik B. ini yang harus di benahi, mau ndak mau kalau sawahnya masuk kelompok di situ ya harus masuk kelompok itu. lalu di susun struktur kepengurusan berdasarkan kelompok hamparan" terangnya
Pada Dasarnya konsep pertanian terpadu tersebut bersifat mandiri dengan menerapkan menejemen perusahaan dengan pembagian tugas tertentu semisal bagian yang mengurus pupuk, bagian hama, bagian pengairan dan lain sebagainya.
Mandiri yang di maksud adalah mandiri pupuk,mandiri benih atau bibit , mandiri energi, mandiri pengelolaan air dan mandiri pangan.
Untuk di Nganjuk sendiri pernah di terapkan di Dusun Padhangan Desa Banaran - Bagor pada tahun 2019 dengan tema BAMELE (Bawang Merah dan Lele), walau awalnya di cibir namun metode ini sukses degan hasil memuaskan
Selain konsep pertanian terpadu, P4S JOGLO juga membuat inovasi di bidang peralatan pendukung pertanian seperti pembakar rumput multifungsi yang di beri nama SMAPUT, alat ini bisa di beli secara online bagi pembaca yang ingin mencobanya,dengan harga yang terjangkau dan masih banyak lagi alat inovatif lain yang efektiv dan efisien dalam penggunaan. (john/sr)
Navigation
Post A Comment: