Tag Label

Kepolisian (3683) daerah (914) Pemerintahan (538) Jurnalistik (309) Demontrasi (79) Lintas Opini (66) Desa (61) DPRD (59) RSUD (36) Kebakaran (33) KPU (21) Mahasiswa (11) Iklan (9) DPRD kota pasuruan (5) PDAM (5) Desperindag (4) DPR RI (2)

Tidak Semua WTT ( wartawan Tampa Tulisan ) Itu Abal-Abal

Share it:
WTT (Wartawan Tanpa tulisan) atau Wartawan CNN (Cuma Nanya-Nanya) atau wartawan yang terdaftar di suatu media memang ada,karena mereka membawa idcard dan surat tugas dari media yang mengeluarkan idcard.Disisi lain jumlah mereka memang  banyak di era kebebasan pers ini, termasuk di area tugas kota/kabupaten dimana dia bertempat tinggal. Menurut jenisnya, wartawan tanpa tulisan juga ada macam-macamnya. Diantaranya :

1.Wartawan yang diberi uang terima kasih, tidak diberi ya tidak apa-apa.

2. wartawan tampa tulisan (WTT) semacam ini biasanya mantan wartawan yang masih ikut bergaul dengan para wartawan di lapangan.

3.WTT pemeras. Biasanya dia akan marah-marah bila tidak diberi uang sejumlah yang mereka minta dan selalu berangkat dari celah-celah untuk menakut-nakuti calon mangsa. Yang seperti ini biasanya memang mereka telah memiliki watak pembawaan yang nakal alias jahat atau tidak punya etika.

4.Wartawan yang dianggap abal-abal/tidak pernah menulis berita tapi sebenarnya bukan WTT juga ada, dia biasanya bekerja di LSM dan bermitra dengan penegak hukum, wartawan mingguan, dwi mingguan atau bulanan. Dia terbiasa menghimpun data dari hasil investigasi secara detail (ansikh). Lalu diberitakan melalui rekanya jurnalis. Biasanya ada yang menyebut mereka dengan kata freelancer media. Justru wartawan yang demikian ini biasanya bersifat kritis, dan tentunya ke kritisan mereka ada yang tendensi uang ada juga yang tidak. Semua karena idealism mereka telah kental dengan patriotis dan nasinalisme. Artinya masih ada juga yang seperti mereka yang benar-benar kritis namun jumlah mereka  sedikit dan justru mereka tidak di sukai oleh oknum-oknum pejabat dan lainya. sebab ia dianggap mengganggu kegiatan mereka yang berbau proyek, suap, mark up, kolusi dan lainya.

Pada dasarnya pekerjaan wartawan atau bahkan bisa dikatakan (semua wartawan )adalah untuk mencari ma’isyah ( uang). Dalam artian mereka juga berdagang melalui koran, iklan dan berita sebagai barangnya. Bisa dibayangnya jika berita telah naik atau iklan telah naik dan tidak di bayarkan pada mereka hanya karena dianggap korannya tidak terkenal??Ada unsur meremehkan yang dilakukan oleh oknum dari berbagai kalangan termasuk humas protokoler yang sering membikin agenda, dianggarkan tetapi tidak diberikan kepada wartawan selaku penerima hak.

Meskipun dia si-abal-abal atau WTT dalam hal ini positif dianggap negatif tetapi wartawan yang wartawan banyak juga yang berperilaku preman cuman mereka tidak disebut negative, padahal pada dasarnya mereka sama saja cari duit, bedanya wartawan yang wartawan tersebut telah dekat dan akrab dengan pejabat atau lainya dan pada ujungnya ia telah mengganti berita dengan berita lipsitik demi sejumlah uang....???

Semua itu tetap kembali pada celah negatif yang di gali oleh oknum yang membuat para wartawan WTT ini meringsek masuk dan meminta sejumlah uang. Katakanlah pada proyek pembangunan pemda yang kelasnya puluhan juta,  banyak yang terindikasi terjadi penyelewengan, termasuk proyek-proyek lainya yang banyak rusak padahal belum di pakai. Maka disitulah si WTT yang dimaksud akan masuk karena memang ada celah untuk dapat uang banyak.

Serta, ada juga wartawan harian yang seperti abal-abal dalam arti (tujuanya), secara...gaya mereka adalah lekat dengan pejabat dan ia di sayang pejabat dengan uang sehingga berita yang muncul berbau positif melulu alias tidak obyektif (ada uang wartawan sayang).

Terkait cirri-ciri.

Sebagaimana tertulis. Ciri-ciri paling menyolok dari wartawan semacam ini adalah penampilan mereka yang menyolok dan adanya sikap dan nada yang menekan dalam melakukan wawancara. Penampilan menyolok bisa dilihat dari pakaian (misalnya memakai rompi bertuliskan “pers”) dan alat-alat wawancara yang “heboh” (menenteng kamera besar, menyodor-nyodorkan tape/Hp recorder). Sikap dan nada yang menekan bisa dilihat dari ada atau tidaknya gertakan selama melakukan wawancara. Pokoknya, segala macam atribut dan attitude (Bersambung)

Redaksi : suarakpkcyber
Share it:

Jurnalistik

Post A Comment: