Mengadakan peringatan malam satu suro dengan mengadakan tasyakuran membawa ambeng biasa masyarakat setempat sebut.
Ambeng yaitu makanan yang terdiri dari nasi serta lauk pauk yang ditaruh didalam satu wadah dan di tengahnya ada nasi yang berbentuk kerucut dan dikasih garis hitam melingkar (bucu kendit) dan dibawa berbondong bondong di suatu tempat biasanya di pertigaan jalan kampung atau di perempatan jalan kampung sebagai titik kumpol untuk berdoa bersama sama dipimpin oleh tokoh masyarakat setempat.
Satu Suro adalah hari pertama dalam kalender Jawa. Di awal bulan Suro atau Sura di mana bertepatan dengan tanggal satu Muharram dalam kalender Hijriyah.
Masyarakat Jawa memiliki pandangan beragam mengenai Satu Suro Bahkan untuk sebagian masyarakat menganggap keramat, pada malam satu Suro memiliki tradisi untuk berdoa ataupun melakukan ibadah lain dan pada malam satu suro tidak diperbolehkan kemana-mana.
Awak media suarakpk cyber berbincang dengan salah satu warga yang berada di lokasi tersebut dengan ibu suwiji (49) menyampaikan bahwa tradisi tasyakuran Bucu Kendit merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang yang sudah lama di lakukan setiap malam satu suro. Ungkapnya
Selain itu juga bisa mempererat tali silaturahmi antar warga sekitar dan menambah kegotong royongan antar warga. imbuhnya (dito/andi)
Post A Comment:
0 comments: