NGANJUK.suarakpkcyber.com - SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) yang berada di Jalan Raya Surabaya - Madiun tepatnya di Desa Nglundo Kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk sangat mengecewakan konsumen dari kalangan masyarakat umum.
Penjualan BBM (Bahan Bakar Minyak) jenis Premium di SPBU tersebut di duga hanya di jual kepada para pedagang bensin eceran , dugaan tersebut di dukung dengan antrian panjang mobil dan sepeda motor yang bertangki besar yang sama setiap harinya.
Salah seorang pengecer premium yang enggan menyebutkan namanya mengatakan bahwa pengisian premium dari Mobil Tangki pertamina seminggu dua kali , setiap kali pengisian langsung habis di serbu para pengecer yang sebelumnya sudah di beritahu petugas SPBU. Bahkan ada empat oknum petugas SPBU yang juga ikut antri menggunakan mobil.
"(Sepeda) Motor di jatah Seratus Ribu tapi petugasnya ngisinya 95 Ribu yang 5 ribu buat mel (fee, red) nya. Untuk mobil kalo ndak salah 200 atau 300 ribu gitu , lupa aku. Kalo mobil mel nya 10 Ribu." kata pengecer tersebut saat di hubungi awak media melalui telepon.
"Seminggu dua kali premium datang, sekali datang langsung di serbu pengecer-pengecer itu, wong petugasnya SMS ke pengecer kalo premiumnya datang. Petugasnya sendiri ikut antri lho , ada empat orang setahuku" imbuh pengecer yang mengaku sudah tidak lagi menjual premium eceran tersebut.
Di sisi lain , Indra Winarto , seorang masyarakat umum (bukan pemgecer) mengaku kecewa dengan pelayanan SPBU yang lebih memprioritaskan pengecer daripada masyarakat umum .
"Saya sempat bertanya ke pegawai POM , apakah masyarakat umum untuk mendapatkan bensin (premium) bersubsidi harus mengantri ? dan operatornya pun menjawab semua harus antri karena sama, la kok bisa di samakan padahal BBM premium ini tidak untuk saya jual lagi (ecer), sedangkan mereka yang antri untuk di jual (ecer)" Jelas Indra kepada para awak media. Selasa (20/10/2020)
"Pelayanan ke konsumen terkesan tidak adil dan transparan. Seharusnya masyarakat umum yang pembeliannya 10 Ribu atau 20 Ribu di prioritaskan dulu. Masak ingin beli bensin 10 Ribu harus antri panjang , kayak jaman BBM langka. Kan kasihan" tukasnya.
Lebih lanjut Indra mengatakan "Yang jadi pertanyaan, terus dimana pengawas saat ada pengisian premium kok tidak tau, padahal sudah bisa di lihat antrian yang begitu panjang yang memang butuh perhatian khusus dari pengawas."
"Kejadian semacam ini jelas merugikan pengguna premium yang dipakai sendiri" pungkasnya
Sementara itu , Manejer SPBU Nglundo , Sunarto saat di konfirmasi menjelaskan bahwa semua pembeli dilayani dengan baik, dan dirinya mengaku tidak tahu menahu perihal pembeli Premium yang mayoritas adalah pengecer pedagang.
"Semua (pembeli) Kami layani dengan baik, dan saya tidak tahu menahu kalau ada pembeli Premium yang rata-rata pedagang. Kok jenengan bisa mengatakan mereka pedagang apakah bisa di buktikan? Dan kenapa jenengan-jenengan mengambil dokumentasi dan merekam SPBU Kami kok tidak ijin terlebih dahulu itu tidak di perbolehkan." ujarnya. (Sr)
Editor : John
Post A Comment:
0 comments: