Tag Label

Kepolisian (3683) daerah (918) Pemerintahan (538) Jurnalistik (309) Demontrasi (79) Lintas Opini (66) Desa (61) DPRD (59) RSUD (37) Kebakaran (33) KPU (23) Mahasiswa (11) Iklan (9) DPRD kota pasuruan (5) PDAM (5) Desperindag (4) DPR RI (2)

Sejarah Candi Belahan, Wonosunyo,Gempol,Pasuruan Dan Perkembangannya

Share it:


PASURUAN,suarakpkcyber.com-Petirtaan Belahan, lebih dikenal dengan Candi Belahan adalah sebuah pemandian bersejarah dari abad ke 11, pada masa kerajaan Airlangga. Petirtaan Belahan terletak di sisi timur gunung Penanggungan, tepatnya di Dusun Belahan Jowo, Wonosunyo, Kecamatan Gempol kabupaten pasuruan jawa timur, Pemandian ini berbentuk kolam persegi empat yang mendapat pasokan air dari sebuah sungai kecil. Dinding sebelah barat belakang mengepras lereng gunung penanggungan dengan bentuk relung-relung yang dahulunya berisi arca perwujudan Airlangga sebagai dewa Wishnu. Dengan ukuran panjang 6,14 m dan lebar 6,14 m

 


Menurut sejarah, selain sebagai tempat pertapaan Prabu Airlangga, petirtaan ini juga di fungsikan sebagai pemandian selir-selir Prabu Airlangga. Oleh karena itu, sebagai bentuk pengabdian dibangunlah 2 patung permaisuri Prabu Airlangga, yaitu Dewi Laksmi dan Dewi Sri. Pada dua patung tersebut, mengalir aliran air dari bentuk payudara patung, dan karenanya petirtaan ini terkadang di sebut sebagai Sumber Tetek (Tetek : Payudara, Jawa).

         Wajah candi belahan sekarang

Pada tahun 991 M, Raja Bali yaitu Udayana membuat sebuah candi di sebelah barat Gunung Pananggungan, Pasuruan, Jawa Timur. Nama candi itu adalah Petirtaan Jolotundo, dibangun untuk memperingati hari kelahiran anaknya yakni Airlangga. Pada tahun 1009 M, Airlangga yang sudah dewasa membangun candi yang berdekatan dengan Petirtaan Jolotundo tersebut. Warga setempat menyebutnya Candi Belahan, atau Candi Sumber Tetek. Arca keduanya melambangkan kesuburan. Konon, kolam ini adalah tempat mandi para istri dan selir Prabu Airlangga. Bagian puting arca Dewi Laksmi sempat diperbaiki, karena awalnya air yang keluar hanya jatuh di kakinya. Dikhawatirkan hal ini bisa merusak kaki patung, maka pengelola candi berinisiatif untuk memasang pipa di bagian dada tersebut agar airnya langsung meluncur ke kolam.


                       

                     H. SOLEH & ISTRI
            Kepala desa Wonosunyo gempol

Saat ini dibulan oktober tahun 2020 candi belahan terus direnofasi untuk menarik wisatawan domistik maupun internasional,  dibawa kepemimpinan kepala desa wonosunyo H.Soleh yang menjabat kades dua kali berturut-turut candi belahan terus dibangun,jalan menuju candi yang sempit diperlebar candi belahan yang dulu tidak berpagar sekarang sudah berpagar juga dibangun gapura dipintu masuk candi belahan, harapan kades soleh membangun fasilitas candi belahan ini agar tidak rusak dan dapat dinikmati anak cucu kelak juga melestarikan cagar budaya peninggalan nenek moyang dulu,mari berkunjung ke candi belahan,biar awet muda pungkas kades (Nurwachid)
Share it:

Budaya

Post A Comment:

0 comments: