JAKARTA,suarakpkcyber.com-Gunjang ganjing dan perdebatan di tubuh PB Perpani dan Kemenpora pasca Seleksi Nasional akhirnya terjawab. Selama 3 hari Tim Pelatnas melakukan pemantapan melalui scoring untuk menetapkan 2 atlit terbaik putra dan putri yang akan mendampingi Riau Ega dan Diananda.
Kegiatan ini berlangsung sejak tanggal 10 hingga 12 Mei dan diikuti oleh 5 atlit putra dan 3 atlit putri. Sedangkan Riau Ega Agatha Salsabila dan Diananda Choirunnisa merupakan atlit prioritas karena lewat keduanya Indonesia mampu mengantongi 2 tiket olimpiade untuk nomor perorangan pada saat Asian Games Jakarta 2018. Bahkan dari seleksi nasional yang dilakukan 2 pekan lalu keduanya menempati ranking 1.
“Alhamdulilah di penghujung bulan suci Ramadhan kita sudah menyelesaikan rangkaian seleksi secara terbuka untuk mendapatkan 3 atlit terbaik untuk putra dan putri yang akan diberangkatkan ke Word Archery di Paris dan sekaligus merupakan Babak Praqualifikasi Olimpiade untuk memperebutkan tiket di nomor beregu putra dan putri. Mari kita doakan agar para srikandi dan arjuna kita mampu menambah tiket Olimpiade Tokyo yang akan berlangsung July mendatang”, tutur Ikhsan Ingratubun,Se,SH Manejer Timnas Panahan Indonesia saat menutup kegiatan Pelatnas di Lapangan Panahan GBK, Senayan.
Untuk beregu putra, Indonesia akan diperkuat oleh Riau Ega Agatha Salsabila (Jatim), Arif Dwi Pangestu (DIY), Alvianto Bagas (Jateng). Sedangkan dikelompok putri, Diananda Choirunnisa (Jatim), Titik Kusumawardani (DIY), Rezza Octavia (Papua).
Mengingat waktu menuju Paris sangat pendek, maka Tim Pelatnas hanya mendapat waktu libur Idul Fitri mulai tanggal 13 s/d. 16 Mei. Pelatnas akan mulai kembali berlatih tanggal 17 Mei 2021. Ini pengorbanan yang kita berikan untuk negara, karena itu saya minta selama libur jaga kondoisi terlebih protokol kesehatan, tegas Ikhsan.
Masuknya Alvianto Bagas yang pernah menjuarai Kejuaraan Nasioanal 2018 menandakan regenerasi dan persaingan semakin ketat di cabang olahraga panahan. Bagas pernah menghuni Pelatnas dalam rangka persiapan tim Asean Games, namun gagal karena saat itu usianya masih sangat muda. Demikian juga di putri ada new comer, Mutiara Hitam dari Papua Rezza Octavia. Dia mampu menjawab keraguan para senior yang mengaggap masih minim jam terbang. Ternyata gadis berdarah Batak kelahiran Sidoarjo 25 Oktober 2000, sudah mengukir prestasi sejak di bangku SMA. Juara Popnas 2013, Juara Nasional PPLP tahun 2015, 2016 dan 2017, bahkan di usia 12 tahun Mutiara Hitam dari Papua ini sudah tampil pada kejuaraan Children of Asia di Rusia dan manempati ranking 4.
Ketua Pengprov Perpani Papua Dr.Juliana J. Waromi, SE,M.Si. Ketika dihubungi tak mampu menyembunyikan kebahagiaannya. Saat memasuki fase scoring terakir ada kegalauan bagi pelatih dan Pengurus Perpani Papua. Wajar karena hasil scoring akan menentukan siapa yang layak memakai Jersey Panahan ke Paris dan Olimpiade. Keberhasilan Rezza tak lepas dari tangan dingin Coach Wiryawan Richard Yohanes yang dengan setia mendampingi anak didiknya selama seleksi nasional hingga fase scoring terkhir.
“Kita bersyukur, Puji Tuhan atlit Papua mampu membawa merah putih dikancah Internasional. Ini prestasi bagi Panahan Papua, tentunya pemerintah dan masyarakat Papua sangat mendukung perjuangan Rezza dan Tim Nasional Panahan yang akan bertanding di Perancis dan Olimpiade Tokyo mendatang”, tegas Mama Juli, begitu dia biasa disapa oleh atlit Papua.(red)
Post A Comment:
0 comments: