Proyek Tanpa Papan Nama di Desa Sidoharjo Tanjunganom, Diduga Proyek Siluman.

Proyek HIPPA di Wilayah Desa Sidoharjo Tanjunganom Nganjuk Tanpa Papan Nama.

NGANJUK , Suarakpkcyber.com - Proyek Hippa yang berada di Wilayah Desa Sidoharjo, Tanjunganom Nganjuk Tahun Anggara. 2022 dari program padat karya P3 TGAI tidak sesuai aturan. (27/5/2022)

Dalam pelaksanaannya harus di kerjakan dengan sistim padat karya ( Swakelola ) penduduk Desa Sidoharjo , namun dilokasi proyek pekerja yang di gunakan dalam melaksanakan berasal dari Jombang.

Tampak mesin molen besar di operasikan , diduga kuat program ini di kerjakan pihak ketiga.

Tampak mesin molen besar di operasikan sehingga diduga kuat program ini di kerjakan pihak ketiga semakin kuat. Bahkan dalam pengerjaan pasangan batu terkesan asal jadi. Ini tampak saat pemasangan batu dilakukan saat saluran masih ada air yang menggenang cukup tinggi.

Papan Nama pun tidak ada, sehingga informasi publik tidak diketahui tentang berapa besar anggaran, berapa volume panjang pembangunan Hippa.

Sebelumnya awak media sudah mendapat informasi dari masyarakat sekitar dusun Gambyok desa Sidoharjo bahwa dalam pelaksanakan proyek irigasi dari BBWS itu diborongkan rekanan dari kabupaten Jombang.

Hasil konfirmasi di lapangan para pekerja saat ditanya nama ketuanya menjawab tidak tahu dengan logat khas daerah Nganjuk timur.

Sementara itu , Kades Sidoharjo Saiful Anam saat hendak di konfirmasi terkait masalah ini sedang tidak ada di kantor walaupun jam kerja. Perangkat desa yang ada di kantor saat di tanya masalah P3-TGAI mengatakan bahwa yang tahu itu Pak Lurah (Kades).

Disisi lain , Ketua kelompok HIPPA Sidoharjo Jaya Desa Sidoharjo, Tanjunganom Nganjuk saat di konfirmasi melalui telpon (Selasa, 23/5/2022) tidak berkomentar, namun dirinya berjanji akan memberikan penjelasan besok (Rabu, 24/5/2022) jam 16.00 wib dirumahnya.

Namun esok harinya, sampai berita ini diturunkan ketua HIPPA Sidoharjo Jaya mengingkari janjinya dan belum bisa ditemui, diduga menghindar.

P3-TGAI merupakan program pemerintah yang bertujuan meningkatkan dan menunjang produktifitas pertanian, juga sebagai stimulan pemulihan ekonomi warga dampak pandemi covid-19.

Untuk itu program ini di laksanakan dalam bentuk padat karya, bukan di borongkan ke pihak ke 3.

Proyek tanpa papan nama. LSM : rawan terjadi korupsi.

Hal ini juga menjadi sorotan salah satu LSM yang ada di Nganjuk, saat di mintai komentarnya tentang hal ini mengatakan bahwa program P3-TGAI ini setiap tahun mendapat sorotan dan diberitakan banyak media terkait pelaksanaan (proyek) yang di duga asal asalan.

"Kalau memang di Sidoharjo terjadi dugaan menyalahi aturan ya harus ditindak lanjuti," Kata LSM tersebut.

"Apalagi ini program hasil jaring aspirasi. Kembalikan sesuai petunjuk pelaksanaannya, Padat karya bukan Malah yang mengerjakan pihak ketiga," Imbuhnya

"Selain kualitas bangunan dipertanyakan masyarakat sekitar juga dirugik, karena menutup kesempatan kerja untuk masyarakat desa setempat. Yang paling penting adalah hal demikian ini rawan terjadinya korupsi, " pungkasnya.

Akankah ada tindakan dari dinas terkait yang mengawasi program ini?. (Tim/Red)