SURABAYA.suarakpkcyber.com-Prof Dr M. Din Syamsuddin yang pernah menjabat ketua umum MUI (Majelis Ulama Indonesia) dan Utusan Khusus Presiden Joko Widodo, 2017 - 2018, untuk urusan yang berhubungan dengan Lintas Agama maskipun sudah 'pensiun' sebagai Utusan Khusus akan tetapi terus bergerak dalam koridor Lintas Agama untuk terus ikhtiar menggerakkan Lintas Agama dalam konteks sebagai garda moral bersama untuk bangsa dan negara di tengah situasi global yang terus mengarah kepada liberalisme - kapitalisme yang cenderung tanpa batas, serta aliran lainnya. Adanya liberalisme - kapitalisme yang diantaranya menjadikan kehidupan yang individualistik disertai keserakahan yang tidak sesuai dengan cita-cita Kemerdekaan RI, tidak sesuai dengan Pancasila, dan tidak sesuai dengan UUD 1945.
Din Syamsuddin pun tak segan-segan mengungkapkan keprihatinannya mengenai situasi bangsa dan negara, NKRI, beserta cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945 dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang hingga kini belum tercapai. Untuk itu dalam berbagai kesempatan, Din Syamsuddik tak segan-segan mengajak para tokoh Lintas Agama untuk peduli situasi-kondisi berbangsa dan bernegara. Begitupun salah satu yang disampaikan Din Syamsuddin dalam Tausyiah (Ceramah) Kebangsaan kemarin, di Pop Hotel Jalan Diponegoro Surabaya.
"Mari para tokoh Lintas Agama bersama-sama untuk menjadi garda moral bagi bangsa dan negara. Sebab, perspektif berbagai dalam hal yang utama, memiliki kesamaan," ungkap Din Syamsuddin seraya memberi contoh bahwa tidak ada satupun agama yang membolehkan korupsi, juga tidak ada satupun agama yang membolehkan kejahatan.
Untuk itu, Din Syamsuddin menyampaikan bahwa dirinya akan terus bergerak ke seluruh Indonesia, menggelar pertemuan-pertemuan Lintas Agama untuk menjadi bagian utama garda moral untuk bangsa dan negara.
"Saat ini saya usia 63 tahun, sebentar lagi 64 tahun. Maka saya ingin lebih bermanfaat untuk bangsa dan negara ini," ungkap Din Syamsuddin yang bahkan panitia acara Tausyiah Kebangsaan di Surabaya tersebut bisa terselenggara diantaranya karena ada tokoh Lintas Agama yang peduli membantu pendanaan ke panitia, yang hal semacam tersebut dipersilakan untuk pergerakan-pergerakan di tempat lain.
Fatkur Rochman dari Pacet Mojokerto sebagai salah satu peserta dalam acara tersebut pun memberi apresiasi, respek atas langkah-langkah Din Syamsuddin sebagai tokoh nasional bahkan tokoh dunia yang ingin lebih bermanfaat untuk bangsa dan negara. Menurut Fatkur Rochman yang juga ketua PEPABRI Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto, Jatim, apa yang dilakukan Din Syamsuddin untuk kepentingan bangsa dan negara itu penting untuk mendapatkan dukungan dan kerjasama dari pihak-pihak peduli. Seperti acara Tausyiah Kebangsaan tersebut di Surabaya yang mendapat berbagai dukungan dari berbagai pihak termasuk para donatur yang membantu pendanaan acara tersebut. Juga para donatur peduli dari jaringan Din Syamsuddin, banyak membantu, yang bisa saja untuk di tempat-tempat lain.
Fatkur Rochman pun menyebut apa yang dilakukan Din Syamsuddin soal Lintas Agama membentengi Indonesia, memiliki kesamaan pemikiran dengan salah satu tokoh nasional pengasuh Ponpes Amanatul Ummah, Prof Dr KH Asep Saefuddin Chalim yang juga ayahanda dari Gus Barra Wakil Bupati Mojokerto. Hingga Fatkur Rochman yang tokoh PEPABRI merasa penting jika Din Syansuddin bisa bertemu dengan KH Asep Saefuddin, misal diundang sarasehan pada jaringan Ponpes Amanatul Ummah.
Kebetulan PEPABRI juga akan dibantu oleh Kyai Asep untuk mengadakan pertemuan se-Mojokerto Raya. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926 (Siswahyu).
Post A Comment:
0 comments: