Tag Label

Kepolisian (3683) daerah (918) Pemerintahan (538) Jurnalistik (309) Demontrasi (79) Lintas Opini (66) Desa (61) DPRD (59) RSUD (37) Kebakaran (33) KPU (23) Mahasiswa (11) Iklan (9) DPRD kota pasuruan (5) PDAM (5) Desperindag (4) DPR RI (2)

Upaya Tim Pengmas UI Memberdayakan Kemampuan Membaca Dan Menulis Aksara Jawa Dibanyuwangi Menunjukkan Keberhasilan

Share it:


BANYUWANGI,suarakpkcyber.com-  Kabupaten Banyuwangi merupakan kawasan di ujung timur Provinsi Jawa Timur. Letaknya yang seolah-olah terpencil dari Pulau Jawa tidak menjadikan masyarakat di sini berkecil hati. Hal itu ditunjukkan dengan upaya yang terus menerus dilakukan oleh masyarakat beserta pemerintah daerah untuk membangun kawasan di kabupaten ini, baik pembangunan yang berorientasi pada sumber daya alam maupun pembangunan yang berorientasi pada sumber daya budaya. Sumber daya alam berupa kawasan pertambangan emas, batu, dan material bangunan serta kawasan perikanan laut di sepanjang pantai kurang lebih 175 km, menjadikan kawasan ini memiliki potensi yang luar biasa untuk terus dikembangkan dan ditingkatkan. Di sisi lain potensi pengembangan sumber daya manusia dan sumber daya budaya juga menjadi perhatian pihak pemerintah daerah maupun swasta dalam wadah sanggar-sanggar dan paguyuban-paguyuban kebudayaan. Pemerintahan desa menjadi ujung tombak pembangunan sumber daya budaya dan sumber daya manusia dengan didukung oleh segenap aparat terkait pada pemerintahan daerah di tingkat kabupaten. Bidang Pendidikan dan Kebudayaan tentu saja menjadi salah satu titik perhatian bagi pemerintah daerah Kabupaten Banyuwangi untuk dikembangkan dan ditingkatkan baik capaian secara kualitas maupun kuantitas.


Desa Sumbermulyo, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur menjadi titik konsentrasi pemberdayaan kemampuan pembacaan dan penlisan aksara Jawa. Hal ini karena kawasan ini sebagai kantung budaya masyarakat Mataraman yang berdekatan dengan kantung budaya masyarakat Osing, Madura, dan juga budaya masyarakat Arek. Keunikan budaya pada kawasan ini menjadi konsentrasi program Pengmas UI 2022 dalam pemberdayaan pembacaan dan penulisan Aksara Jawa. Bahasa Jawa yang menyertakan aksara Jawa hingga sekarang perlu terus digaungkan pengembangan dan pelestariannya, khususnya di tiga Provinsi yang selalu mengadakan Kongres Bahasa dan Aksara Jawa, yakni Provinsi Jawa Timur, Provinsi Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengenalan terhadap eksistensi Aksara Jawa bagi masyarakat desa Sumbermulyo khususnya dan Banyuwangi pada umumya, diharapkan menjadi perhatian pemerintah daerah kabupaten agar Aksara Jawa kelak menjadi ikon bagi Kabupaten Banyuwangi, dengan memberikan plang-plang/ papan-papan nama kantor-kantor dinas dan nama-nama jalan di seluruh kawasan, meskipun cukup jauh dari pusat budaya Jawa Mataraman.



Upaya pemberdayaan masyarakat terhadap kemampuan pembacaan dan penulisan aksara Jawa oleh Tim Pengmas UI yang terdiri dari Dr. Darmoko, S.S., M.Hum (Ketua), Galang Adhi Pradipta, dan Sri Ustika Mulyaning Tyas (Anggota) menunjukkan keberhasilan dengan ditunjukkan antusias warga Desa Sumbermulyo dan guru-guru SD di kawasan Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi untuk turut serta dalam sarasehan dan pembekalan materi aksara Jawa, meskipun pada tingkat dasar. Para peserta sarasehan dan pembekalan merasa senang dan bahagia dengan diadakannya kegiatan Pengmas UI tahun ini. Materi yang mudah ditangkap dan dipahami menjadikan kegiatan ini menarik untu terus diikuti dan kelak kemudian hari dapat dilanjutkan pada materi tingkat menengah (madya) dan tingkat lanjut (terampil).

Dikatakan oleh Dr. Darmoko, S.S., M.Hum. bahwa untuk dapat menghayati dan memahami eksistensi aksara Jawa secara utuh dan menyeluruh diperlukan pengetahuan tentang perkembangan aksara-aksara di Nusantara, seperti aksara yang dituliskan pada batu dan kertas baik pada masa Jawa Kuno maupun Jawa baru. Di samping itu secara dasar diperlukan daya cipta, rasa, dan karsa dalam mengimplementasikan ketrampilan dalam pembacaan dan penulisan aksara Jawa dengan mengacu pada tradisi dan konvensi yang terdapat pada kawasan pusat budaya Mataraman, yakni Yogyakarta dan Surakarta. Aksara nglegena, pasangan, sandhangan, aksara murda, aksara swara, aksara rekan, dan aksara wilangan merupakan materi dasar yang perlu disampaikan kembali kepada masyarakat yang sebagaian telah melupakan dalam kehidupan sehari-hari.



Pemberdayaan kemampuan pembacaan dan penulisan aksara Jawa di Desa Sumbermulyo, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur dilaksanakan melalui sarasehan dan pembekalan dengan menggandeng aparat Bappeda Kabupaten Banyuwangi, bapak Dr. Kundofir, ST, M.Pd., Plt. Kepala Dinas Pendidikan Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi, Bapak Suratno, S.Pd., M.M, Camat Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, bapak R. Agus Mulyono, Korwil Kecamatan Pesanggaran, bapak Mukhammad Kholid, Kepala Desa Sumbermulyo, bapak Subali, tigapuluh tiga guru-guru SD di wilayah kecamatan Pesanggaran, dan tokoh-tokoh masyarakat. Kegiatan yang berlangsung pada 8-10 Agustus 2022 tersebut sejumlah narasumber memberikan materi sekaligus melatih masyarakat untuk praktek membaca dan menulis aksara Jawa, yang diharapkan kelak aksara Jawa beserta Bahasa Jawa yang membingkainya menjadi referensi dalam kehidupan sehari-hari. Dr. Darmoko, S.S., M.Hum. berharap Bappeda dapat mengkaji dan menyusun program perencanaan dan pengembangan aksara Jawa menjadi sarana penulisan nama-nama kantor dinas pemerintah daerah dan nama-nama jalan di seluruh Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur.

Kegiatan Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI 2022 Penugasan yang berjudul Pemberdayaan Kemampuan Pembacaan dan Penulisan Aksara Jawa di Desa Sumbermulyo, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur tersebut memperlihatkan terbangunnya suatu tatanan kehidupan sosial masyarakat dengan mempertebal rasa solidaritas sosial antarwarga di tengah masyarakat paguyuban yang semakin lama tergerus oleh kebudayaan global. Outcome kegiatan ini pun bagi masyarakat dapat memperkokoh jati diri bangsa yang secara terus menerus dikembangkan dengan mengasah cipta, rasa, dan karsa sehingga masyarakat menjadi lebih cerdas dalam membela dan mempertahankan kearifan lokal bangsa Indonesia, khususnya aksara Jawa. (tim)

Share it:

daerah

Post A Comment:

0 comments: