Nganjuk,suarakpkcyber.com– Kegiatan Gempur Rokok Ilegal yang diselenggarakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Nganjuk pada Kamis, 31 Oktober 2024, di Hotel Farrel, menyisakan rasa kecewa di kalangan awak media. Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Nganjuk, mengungkapkan ketidakpuasan terhadap proses seleksi yang dianggap tidak transparan dan tidak adil.
Hari Purwanto, Kepala Bidang Statistik dan Pengelolaan Informasi Publik, sebelumnya mengirimkan daftar berformat Excel kepada para jurnalis untuk diisi. Daftar tersebut berisi kolom No, Nama, Media, Perusahaan, dan E-katalog. Setelah mengisi, para wartawan dimasukkan ke dalam grup Media Komunikasi Nganjuk untuk memudahkan koordinasi.
Namun, proses ini berlanjut ke tahap seleksi yang ternyata mengecewakan banyak pihak. Wartawan yang tidak lolos administrasi dianggap tidak tertib. Pernyataan ini memicu protes dari Ketua PWI Nganjuk, yang menegaskan bahwa acuan E-katalog tidak dapat dijadikan ukuran tunggal untuk menentukan kredibilitas perusahaan pers.
"Dengan hanya mengandalkan E-katalog, yang merupakan program belanja barang dan jasa, tidak bisa menjamin bahwa media tersebut terverifikasi oleh Dewan Pers atau memiliki reputasi yang baik dalam publikasi," tegasnya. Ia menambahkan bahwa E-katalog seharusnya tidak digunakan sebagai indikator utama dalam menilai kelayakan media.
Ketua PWI Nganjuk Bagus Jati Kusumo juga menyoroti pentingnya transparansi dalam setiap proses seleksi, terutama yang melibatkan media. Ia khawatir, praktik seperti ini akan merugikan wartawan dan perusahaan pers yang berkomitmen pada etika jurnalistik.
Dengan ketidakpuasan ini, diharapkan pihak Kominfo Nganjuk dapat mengevaluasi kembali proses seleksi dan memastikan bahwa semua insan media mendapat perlakuan yang adil serta setara.(sari)
Post A Comment:
0 comments: